Ke-Kecewa-an

Ini tulisan tentang kekecewaan!
Keluhan tentang impian yang berubah menjadi serpihan.
Tentang harapan yang menjadi hancur dan berantakan.
Soal keyakinan yang berubah menjadi kesalahan..

Kekecewaan terbesar selalu datang dari orang terdekat!
Seperti maling yang mengendap-endap lalu mendekat..
Serupa pagar yang melahap habis tanamannya..
Seperti tangan kanan yang malah menampar mukanya

Namanya manusia tak lepas dari kesalahannya..
semua yang terjadi tak satupun bisa merubahnya..
hanya kebesaran hati yang kan menentukan semuanya..
apapun pilhan, waktu kan selalu jadi teman n obatnya..


Aku tak menyalakhanmu tentang kekecewaan ini. Jelas kamu kecewa padaku, jika ditilik dari tempatmu. Walau sampai detik ini aku tak pernah tau inti dari kekecewaanmu. Aku tak tau harus menangis haru atau malah berteriak histeris setelah menyadari hal ini. Mendapati diri dianggap begitu lekat namun dalam selang waktu yang sangat tidak tepat, sungguh membuatku berada dalam posisi yang tersekat.

Kekecewaan adalah hal wajar yang terjadi ketika harapan menjadi kepingan. Saat kita telah begitu yakin akan sesuatu namun semuanya segera berubah menjadi serpihan hanya dalam hitungan menit. Pukulan paling telak akan dirasakan dari lingkar dalam, saat orang-orang yang kamu pikir akan menjagamu erat malah melakukan sesuatu yang bodoh dan menyakitimu. Sakit yang jauh lebih mengiris ketimbang itu dilakukan oleh seorang asing. Kumengerti dan kupahami itu sekarang!

Tapi bukankah manusia dan kesalahan tak terelakkan? Berteman baik dengan manusia lain harus disertai dengan kemengertian akan adanya kesalahan dari manusia itu. Aku tak bermaksud untuk mencari pembenaran atas kesalahan bodoh yang telah aku lakukan, bukan. Aku juga tak berharap ini akan membalik keadaan, tidak. Aku hanya sekedar merangkum hal-hal yang sedang melayang-layang di kepalaku. Yaa.. aku akan mengulang-ulang dan mencoba untuk terus mengingatnya! Manusia dan kesalahaan adalah tak terelakan!

Berharap jika suatu waktu aku berada pada posisi yang berbeda, aku bisa tetap mengingat hal itu. Tetap memahaminya, seberapapun sakit dan mirisnya hatiku saat itu. Bahwa manusia tak lepas dari kekhilafannya. Jika ingin tetap beradad, kita harus menerima keduanya.Jangan sampai kekhilafan yang satu membawaku pada kekhilafan lain, yang berujung pada hilangnya sesuatu yang telah dengan sulit kucari dan ku-asah. Untukmu yang ada di sana, aku hanya berharap suatu waktu kamu kan menyadarinya. Dan aku sama seperti semua manusia lainnya, seperti halnya kamu juga tak lepas dari belenggu dan kesalahannya.

Aku tak bermaksud menuliskan ini untuk meminta maaf darimu. Itu sepenuhnya hak dan pilihanmu menjalani semua. Aku hanya tak sanggup lagi untuk terus berada di sana, maaf. Aku tak sanggup lagi menerima semua tatapan bersalah dan menghakimi itu, lelah! Semua manusia pernah dan bahkan bisa dipastikan memiliki kesalahan. Jika memang tak ada lagi sisa keyakinan yang tersisa untukku, mungkin saatnya berlalu..

Tupai sepandai apapun pasti pernah terjatuh bukan?


Bandung,2009-08-23
ivy